KESALAHAN SISWA KELAS TIGA SEKOLAH DASAR DALAM MENYELESAIKAN OPERASI PENJUMLAHAN PECAHAN

Lalu Saparwadi

Abstract


Penjumlahan pecahan merupakan salah satu materi yang diajarkan pada siswa kelas III di Sekolah Dasar. Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan selain bergantung pada kemampuan dasar yang dimiliki siswa juga sangat ditentukan dari kemampuan siswa dalam memahami konsep pecahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan siswa kelas III Sekolah Dasar dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan tes tertulis dan wawancara. Pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sementara teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan dua jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan yaitu kesalahan karena kecerobohan dan kesalahan karena konsep. Kesalahan diduga karena kecerobohan ini terjadi ketika siswa menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Sementara kesalahan konsep terjadi ketika siswa menjumlahkan pecahan dengan penyebut yang sama.

Full Text:

PDF

References


Afrahamiryano. (2017). Pola kesalahan dalam operasi penjumlahan pecahan campuran: Studi kasus pada siswa privat kelas SD. Theoremas, 2(2), 107–112.

Bergeson, T. (2000). Teaching and Learning Mathematics (Using Research to Shift From the “Yesterday” Mind to The “Tomorrow” Mind). State Superintendent of Public Instruction.

Bottge, B. A., Ma, X., Gassaway, L., Butler, M., & Toland, M. D. (2014). Detecting and Correcting Fractions Computation Error Patterns. Exceptional Children, 80(2), 237–255.

Kemendikbud. (2018). Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas III Tema 5 Cuaca (Edisi Revisi 2018). Jakarta: Kemendikbud Republik Indonesia.

Nolting, P. D. (2011). Math study skill workbook 4Th edition. Cengage Learning.

Nuraini, N. L. S., Suhartono, & Yuniawatika. (2016). Kesalahan siswa pada operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan di kelas VI Sekolah Dasar. Sekolah Dasar, 25(2), 168–175.

Saparwadi, L. (2015a). Pengaruh Cooperative Learningtipe Make A Match Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa. Beta Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1), 59–74.

Saparwadi, L. (2015b). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Kalkulus Integral Melalui Kegiatan Lesson Study Di Program Studi Pendidikan Matematika. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, Volume 9(1), 35–48.

Saparwadi, L. (2016). Efektivitas Metode Pembelajaran Drill dengan Pendekatan Peer Teaching Ditinjau dari Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa. Jurnal Didaktik Matematika, ISSN: 2355-4185, 3(1), 39–46.

Saparwadi, L. (2018). Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Dalam Memahami Konsep Kalkulus Diferensial Dan Kalkulus Integral Dengan Menggunakan Maple. Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 275–282.

Saparwadi, L., & Cahyowatin. (2018). Proses Pemecahan Masalah Matematka Siswa Berkemampuan Tinggi Berdasarkan Langkah Polya. UNION: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(1), 99–110.

Saparwadi, L., Sa’dijah, C., Rahman, A., & Chandra, T. D. (2019). Reversible Thinking Ability in Calculus Learn-ing using Maple Software : A Case Study of Mathematics Education Students. International Journal of Recent Technology and Engineering, 8(1C2), 695–700.

Saparwadi, L., & Yuli Anita. (2018). Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Akselerasi dengan Siswa Regular. Jurnal Pendidikan Matematika, 6(03), 349–358.

Saparwadi, L., & Yuwono, T. (2019). Pembelajaran Kalkulus Berbantuan Sofware Maple : Studi Perbedaan Hasil Kerja Mahasiswa dengan Menggunakan Maple dan Tanpa Menggunakan Maple. Jurnal Elemen, 5(1), 23–30. https://doi.org/10.29408/jel.v5i1.722

Suharna, H. (2012). Berpikir Reflektif (Reflective Thinking) Siswa SD Berkemampuan Matematika Tinggi Dalam Pemahaman Masalah Pecahan. Seminarnasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, (November), 377–386.

Vinogradova, N., & Larry, B. (2013). The maximum chocolate party game requires student to divide and compare fraction in apractical and concrete context. JRME.




DOI: https://doi.org/10.33365/ji-mr.v3i1.1744

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

JI-MR is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Mathematics Education Department, Faculty of Arts and Education.
Universitas Teknokrat Indonesia 
All rights reserved.